Hati-Hati Penipuan! 7 Cara Ampuh Mengenali Website Palsu

Website merupakan salah satu media yang mempermudah kita untuk mendapatkan informasi. Selain itu, website juga sudah marak digunakan dalam kegiatan bisnis, seperti e-commerce, online trading, dan lain sebagainya. Tapi, ada juga pihak tidak bertanggung jawab yang membuat website palsu sebagai ladang untuk menipu dan melakukan berbagai perbuatan melanggar hukum lainnya.

Mungkin bagi orang yang paham IT, tidak sulit untuk membedakan mana website asli dan palsu. Namun, bagi orang awam akan terasa sulit untuk membedakannya, dan mudah tertipu dengan website palsu yang meminta data pribadi. Alhasil data pribadi yang dimasukkan dapat disalahgunakan pihak tidak bertanggung jawab demi kepentingan mereka sendiri.

Nah, kalian harus berhati-hati mulai sekarang. Jangan mudah tergiur dengan tawaran atau informasi yang belum jelas kebenarannya di internet. Berikut adalah 7 cara ampuh mengenali website palsu. Check it out!

1.     Periksa Nama Website

Pasti diantara kalian pernah kan ketika menulis terjadi typo? Contohnya ketika mau mengetik website google.com, tapi malah typo jadi googlr.com atau goggle.com? Nah, celah itulah yang dimanfaatkan pihak jahat untuk melakukan kejahatan via website.

Teknik ini disebut Typosquatting atau URL Hijacking. Para Hacker atau penipu online menggunakan kemungkinan kalian typo untuk dijadikan alamat website lain yang disulap semirip mungkin dengan aslinya. 

2.     Domain Website

Bagian ini juga perlu jadi perhatian saat mengunjungi website. Website penipu biasanya menggunakan domain yang tidak biasa (kalau domain pada umumnya ada .com .net .gov .id atau domain umum lainnya), domain gratisan, bahkan ada yang hanya bermodal blogspot atau wordpress. 

Tapi untuk domain umum seperti .net dan .com sekarang ini harganya cukup terjangkau dan regulasinya sederhana, jadi kadang ada juga penipu yang “modal” dengan menggunakan domain umum berbayar untuk menjalankan aksinya. 

3.     Hypertext Transfer Protocol (HTTP atau HTTPS)

Sepintas memang tidak ada bedanya antara HTTP dan HTTPS, tapi sebenarnya huruf S itu berarti Secure. Yang mana kalau ada website yang menggunakan protokol HTTPS itu dijamin keamanannya (ditandai ikon gembok).

Jika kalian menemukan website berisi promo atau sesuatu yang menarik, yang meminta kalian untuk mengisi informasi pribadi tapi tidak menggunakan protokol HTTPS, selayaknya kalian curiga. Masa iya data pribadi kalian tidak dienkripsi?

4.     Pastikan Keamanannya

Website asli seharusnya dilengkapi dengan footer berupa logo atau link yang mengacu pada penyedia keamanannya. Kalau kalian tidak menemukan footer tersebut, tapi website tersebut meminta data pribadi kalian, selayaknya kalian curiga dengan keasliannya.

5.     Cek Informasi Kontak

Website resmi biasanya selalu mencantumkan informasi kontak pengelola situs yang bersangkutan. Website tanpa kontak bisa jadi indikasi sebagai website yang tidak benar (penipuan, scam, berita palsu, dan lainnya).

Kalaupun dicantumkan, masih terdapat kemungkinan pengelolanya memberikan nomor, e-mail, atau alamat palsu. Coba hubungi kontak yang tertera dan lihat apakah ada respon atau tidak.

6.     Gunakan “Whois”

Di internet, terdapat berbagai tool “Whois” yang bisa digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai pengelola di balik sebuah domain website. Dengan tools tersebut, kalian bisa mengetahui apakah sebuah website memang dijalankan oleh pemilik resminya atau tidak. Untuk web yang meminta data pribadi, coba periksa apakah website nya menggunakan enkripsi SSL untuk melindungi trafik data.

Hal ini bisa dilihat dari protokol “HTTPS” yang menandakan bahwa enkripsi aktif. Apabila tidak ada, maka data yang di input tidak aman.

7.     Cek Daftar Situs Terverifikasi

Kementerian Komunikasi dan Informatika menyediakan registrasi untuk para penyelenggara sistem elektronik (termasuk website) di Indonesia yang bisa dikunujungi di alamat pse.kominfo.go.id.

Di dalamnya terdapat daftar situs-situs resmi di Indonesia yang registered & verified identitas pemilikinya. Namun, jumlahnya masih relatif terbatas di kisaran ratusan situs. Khusus untuk kategori toko online, ada situs alternatifnya juga di situs PolisiOnline.com.